Ikan
Arwana Jardini dari Papua
Karakteristik Arwana Papua sedikit
berbeda dengan Arwana Asia. Sebagai contoh, jumlah baris sisik Arwana Papua
lebih banyak yaitu: sekitar 7-8 baris. Ukuran sisik juga lebih kecil dari
Arwana Asia. Corak warna Arwana Papua lebih kusam, dengan pola cincin melingkar
seperti bulan sabit di tepi sisik berwarna hijau atau merah. Jika terkena
cahaya lampu dari sudut yang tepat, sisik Arwana Papua akan berkilauan sangat
indah seperti mutiara. Oleh karena itu, Arwana Papua sering juga disebut
sebagai Arwana Mutiara atau Pearl Arowana.
Arwana Papua memiliki 2 varian yaitu: Red
Pearl (mutiara merah) dan Green Pearl
(mutiara hijau). Arwana Red Pearl mudah dikenali dari adanya beberapa corak
seperti garis bercoret berwarna merah muda di sekitar mata dan penutup
insangnya. Tepi sisiknya yang berbentuk seperti bulan sabit pun berwarna merah
muda. Sedangkan Green Pearl berwarna lebih polos, sisik berbintik kehijauan
dengan sirip berwarna abu-abu dan hitam. Beberapa spot putih dapat ditemukan di
sirip punggung dan sirip anal.
Arwana Papua dapat mencapai ukuran
panjang 90 cm dengan berat sekitar 20 kg. Arwana ini juga bersifat sangat
agresif sehingga tidak dianjurkan untuk digabung dengan jenis arwana lainnya
dalam satu akuarium. Arwana Papua banyak ditemukan di Sungai dan danau sekitar
Merauke. Arwana ini juga ditemukan di Australia utara dan Queensland.
Ikan
Arwana Super Red dari Kalimantan Barat
Super
Red berasal dari berbagai tempat di Propinsi Kalimantan Barat, seperti dari
Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal sebagai habitat dari Merah Super
(Chili dan Blood Red).
Namun kondisi mineral, air gambut (black water), dan
jumlah yang cukup cadangan makanan telah dikondisikan pengaruh yang baik pada
evolusi warna pada ikan yang bersangkutan.
Pengaruh geografis juga menyebabkan
terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini, seperti badan
yang lebih luas, kepala, berbentuk sendok, warnah merah yang lebih intensif,
dan warna dasar yang lebih pekat.
Warna merah penuh terlihat pada sirip ikan muda, pada bibir dan tentakel.
Sebelum dewasa, warna merah akan muncul di berbagai bagian tubuh, terutama pada
tutup insang dan pinggiran sisik, sehingga ikan terlihat berwarna merah.
Merah
arwana dikelompokkan dalam empat varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red), Merah
Cabai (Chili Red), Merah Oranye (Orange Red), dan Gold Merah (Golden Red).
Keempat varietas umumnya diberi julukan Super Red atau Merah Kelas Satu (First
Grade Red), meskipun pengembangan super red mengacu pada Red Chilli dan Blood
Red. Sementara dua terakhir varietas lebih sering dianggap sebagai super red
dengan grade lebih rendah.
Perbedaan
antara varietas cabai merah dan darah merah yang dijelaskan dalam tabel
berikut:
Arwana Merah Cabai
|
Arwana Merah Darah
|
|
Tampilan Warna
|
Seperti merah cabai
|
Seperti merah darah
|
Bentuk fisik
|
Bentuk tubuh lebih lebar, kepala berbentuk sendok
|
lebih panjang dan lebih ramping
|
Lebar tubuh
|
relatif tetap hingga menjelang pangkal ekor, bingkai sisik
yang lebih tebal
|
menyempit secara gradual
|
Warna mala
|
Mata merah dan lebar sehingga pinggiran matanya seakan
menyentuh b agian atas kepala dan bagian rahang bawahnya
|
mata lebih putih dan lebih kecil
|
Bentuk ekor
|
Seperti intan (diamond)
|
Seperti kipas
|
Warna pada usia muda
|
cenderung memiliki warna dasar hijau dengan kilap metalik
yan g pekat
|
memiliki kilap lebih lemah dan cenderung mirip dengan RTG
muda; Bentuk tubuh lebih bulat
|
Pertumbuhan
|
Lebih lambat
|
Lebih cepat
|
Ciri morfologi fisik kedua jenis tersebut sudah nampak saat
masih muda sehingga dapat dijadikan pedoman dalam membedakan kedua variteas
tersebut.
Perkembangan warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui
juga berbeda. Perbedaan waktu dalam pencapaian warna merah penuh
adalah 1-2 tahun. Namun kedua varitas melalui tahapan perkembangan warna
yang relatif sama yaitu melalui transisi warna orange. Beberapa
arwana merah mempunyai warna pucat hingga sampai 8 tahun, baru kemudian
berubah ke merah penuh dalam waktu 1 bulan. Menduga potensi arwana merah
memerlukan kesabaran dan usaha yang diperoleh dari pengalaman dan kesabaran.
Varietas Merah Orange (Orange Red) merupakan salah satu
varietas yang umum dijumpai. Pada saat dewasa sisik tubuhnya menunjukkan warna
orange. Dibandingkan dengan Chilli Red dan Blood Red, sirip dan ekor varietas
ini tidak semerah keduanya.
Merah Emas (Golden red) merupakan varietas warna lain yang umum
dijumpai disamping merah orange (Orange Red). Varietas ini merupakan varietas
dengan grade paling rendah. Setelah dewasa warna badannya hanyalah emas
kekuningan. Warna bibir dan sirip tidak semerah Super Red, tetapi berwarna
merah muda atau merah jambu.
Ikan
Arwana Golden Red dari Sumatera
Merupakan verietas dari arwana golden dan
sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia (Indonesian Golden Arwana).
Varietas ini dijumpai di daerah Pekan Baru, Sumatera. Berbeda dengan Cross Back
Golden (CBG), warna emas pada verietas ini tidak akan berkembang hingga
melewati punggung namun hanya akan mencapai baris ke empat sisik (baris sisik
dihitung dari bawah, perut), atau lebih baik bisa mencapai baris ke lima.
Seperti halnya verietas cross back, warna dasar sisik RTG bisa biru, hijau,
atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan sirip, kedua varietas ini
memiliki keragaan yang sangat mirip. RTG muda memiliki warna lebih kusam
dibandingkan dengan varietas cross back muda.
RTG boleh dikatakan lebih tahan banting
dibandingkan dengan CBG dapat tumbuh lebih besar, dan juga lebih agresif.
Jumlahnya di alam relatif lebih banyak dibandingkan dengan CBG, meskipun
demikian tetap merupakan varietas yang dilindungi CITES.
CBG sekilas mirip dengan ikan arowana
golden red yang berasal dari negara kita. Perbedaan yang sangat mencolok dapat
dilihat jika ukuran ikan sudah agak besar dengan ukuran 20 cm lebih. Pada CBG
warna emas menutupi seluruh tubuh sampai ke bagian punggung ikan ditutupi oleh
ring yang berwarna keemasan. Sedangkan pada golden red (RTG) punggung nya
tidak. berwarna keemasan tapi tetap hitam (kelabu).
Ikan
Botia dari Sumatera
Botia merupakan ikan hias asli Indonesia
yang mempunyai nama daerah Ikan Bajubang, ikan ini hanya bisa dijumpai di dua
tempat di Indonesia yakni Sungai Batanghari, Jambi dan Sungai Barito,
Kalimantan.
Ikan ini diketahui pertama kali di
eksport ke luar negeri pada tahun 1935. Sampai saat ini, botia termasuk ikan
favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri. Di habitat aslinya, botia
hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena itu, untuk pemeliharaan
dalam aquarium sering disarankan agar dilengkapi dengan arus buatan.
Botia termasuk ikan yang berumur
panjang, ikan ini diduga bisa hidup puluhan tahun. Ikan botia bisa hidup dalam
aquarium selama 20 tahun. Panjang ikan ini bisa mencapai 30-40 cm. Tetapi dalam
lingkungan aquarium jarang yang dapat mencapai panjang potensialnya tersebut.
Ikan Botia memiliki bentuk tubuh
memanjang dan pipih, perut hampir lurus, posisi lengkung sirip punggung lebih
depan daripada sirip perut, memiliki empat pasang sungut. Warna dasar tubuh
merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu
memotong di kepala persis melintas di mata, di tengah tubuh agak lebar,
terakhir di pangkal ekor merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal
terbagi dengan ujung lancip, warna oranye dengan ujung kemerahan. Sirip anus
hitam, dengan tulang sirip kuning, sirip dada berwarna merah darah. Botia memiliki
duri di bagian bawah matanya.
Ikan botia yang berasal dari beberapa
DAS di Sumatera dan Kalimantan. Penyebaran benih ikan botia di daerah banjiran
sepanjang sungai Batang Hari mulai dari terusan sampai ke londerang pada musim
penghujan. Penyebaran induk ikan botia mulai dari Muara Tembesi sampai Dusun
Teluk Kayu Putih Kabupaten Tebo. Habitat ikan ini banyak ditemukan berkumpul di
perairan yang tenang (tidak berarus deras). Ikan botia hidup di dasar perairan
(termasuk ikan dasar), yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal).
Suhu untuk pertumbuhan adalah 24-28C, pH: 6-7,5, kesadahan air 5-15 mg/ldan
kadar oksigen 3-5 ppm
Ikan
Cupang dari Kalimantan
Cupang atau Betta ini mempunyai bentuk
dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya.
Di kalangan penggemar, ikan cupang atau betta umumnya terbagi atas tiga
golongan, yaitu cupang hias(betta show), cupang aduan(betta fighter), dan
cupang liar(wild betta).
Cupang alam atau wild betta merupakan
spesies asli cupang yang dapat ditemukan diperairan alam bebas, umumnya cupang
alam ditemukan diperairan pedalaman hutan.
Sekitar beberapa tahun yang lalu
tepatnya sekitar 10 – 20 tahun yang lalu cupang alam dengan mudah ditemui
ditempat dimana ada genangan air, khususnya dipulau Kalimantan dan sumatera.
Seperti selokan, empang dan sawah. Namun kini cupang alam hanya dapat ditemui
ditempat-tempat tertentu dan komunitasnya semakin terusik seiring perkembangan
jumlah penduduk sehingga membuat tempat tinggal baru dan menggerus habitat alami
cupang alam tersebut serta pembangunan industri yang modern juga perluasan
perkebunan sawit di beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatra membuat habitat
cupang alam ini semakin sulit ditemui.
Kini cupang alam merupakan cupang yang
sangat diburu oleh peternak dan kolektor cupang. Karena selain keindahan dan
keunikannya, masalah harga jangan ditanyakan lagi, harga nya bisa mencapai
ratusan ribu bahkan jutaan rupiah per ekor tergantung tingkat kelangkaannya.
Kalimantan Barat sendiri ada beberapa
jenis ikan cupang alam, bahkan dibeberapa tempat sudah sulit menemukan di
habitat aslinya, salah satu jenis yang langka yaitu betta dimidiata.
Dimidiata sendiri berasal dari kata
latin dengan arti “dibelah dua” mengacu pada ukuran ikan ini dan bentuk ekor
yang terbelah dua. Lokasi ditemukannya ikan ini adalah di Kapuas basin, Sungai
Seriang, 37 kilometer barat Putussibau.
Seriang adalah anak sungai yang ada
disungai kapuas, Kalimantan Barat (Kalbar), dan spesies ini mendiami dan
menjadi endemik pada bagian permukaan dari aliran sungai Kapuas termasuk
wilayah Danau Sentarum. Biasanya mendiami sungai hutan rawa dan kolam, atau
genangan air, beberapa ikan ini pernah ditangkap di aliran kecil sungai dengan
kedalaman hanya 50 sentimeter. Lokasi habitatnya biasanya terlindungi dari
paparan sinar matahari langsungi, untuk Airnya itu sendiri berwarna sedikit
coklat bahkan sangat coklat dikarenakan zat-zat organik yang terlarut
dikarenakan proses pembusukan baik dari daun, kayu, ranting dan akar-akar pohon
yang mengeluarkan zat tanin. Dengan pH cukup rendah dan substrat untuk habitat
ikan cupang alam terdiri dari daun-daun yang mati dan jatuh, cabang dan akar
pohon yang terendam.
Pada waktu-waktu tertentu terutama pada
saat musim kemarau disaat kondisi air menyusut Wild Betta ini mungkin terpaksa
bertahan hidup dalam tumpukan daun yang lembab atau di lubang-lubang di dasar
sungai selama beberapa minggu hingga musim kemarau berakhir dan air menggenangi
lagi aliran sungai-sungai kecil, kolam, danau, serta rawa-rawa.
Ikan
Pelangi (Rainbow Fish) dari Papua
Ikan hias Rainbow adalah ikan hias
yang sangat potensial dikembangkan di indonesia. Tak jelas darimana ikan ini
berasal. Ada dua jenis ikan rainbow yang terkenal, yaitu ikan Rainbow Papua (
Irian ) dan ikan Raiboe Sulawesi.
Ikan rainbow irian ciri khasnya
adalah warna dasarnya keperak-perakan dengan warna metalik gelap. Ikan rainbow
sulawesi cirinya adalah warna kuning zaitun dengan warna kunin di bagian bawah.
Namun yang banyak di minati adalah
ikan rainbow yang dari Irian. Ikan hias rainbow berkembang biak dengan
menempelkan telurnya pada tanaman air. Ikan hias rainbow memerlukan kualitas
air yang jernih dengan temperature 23 – 26 derajat celcius.
Selama proses bertelur air harus
benar-benar memenuhi standart yang diperlukan dan diperlukan pergantian air
seminggu sekali. Makanan ikan rainbow adalah cuk, kutu air, cacing zambut dan
lain-lain.
Ikan Rainbow merupakan jenis ikan
hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan
komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian
(Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi
ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik
sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian
bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur
pada tanaman air.
Ikan
Tiger Barb dari Sumatera
Ikan sumatera (Puntius tetrazona) adalah
sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Nama tersebut
adalah nama perdagangannya sebagai ikan hias. Dalam bahasa Inggris, ikan ini
dikenal sebagai sumatra barb atau tiger barb.
Ikan yang berukuran kecil, dengan
panjang total (beserta ekor) mencapai 70mm. Tubuh berwarna kekuningan dengan
empat pita tegak berwarna gelap; pita yang pertama melewati mata dan yang
terakhir pada pangkal ekor. Gurat sisi tak sempurna, 22-25 buah dengan hanya
8-9 sisik terdepan yang berpori. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh
sekitar setengah kali panjang standar (tanpa ekor).
Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor
berwarna kemerahan. Sirip punggung dan sirip dubur berwarna hitam, namun warna
hitam pada sirip punggung dibatasi oleh garis merah. Jenis yang
diperdagangkan, selain yang berwarna kekuningan, ada pula individu yang
kemerahan, kehijauan dan albino. Jenis yang berwarna kehijauan, yang sebetulnya
adalah gejala melanisme pada ikan sumatra, dan yang berwarna albino merupakan
hasil dari pembiakan selektif dalam penangkaran untuk meningkatkan nilai jual
ikan ini. Ikan sumatera secara alami menyebar di Semenanjung Malaya (termasuk
di wilayah Thailand), Sumatra dan Kalimantan. Di samping itu, ada pula
laporan-laporan temuan dari wilayah lain di Asia Tenggara yang sukar
dikonfirmasi, apakah ikan-ikan tersebut memang asli setempat atau ikan lepasan
yang telah beradaptasi.
No comments:
Post a Comment